DARING SELAMA COVID
Corona Virus Atau bisa disebut CoV adalah virus yang dapat menginfeksi mamalia termasuk manusia, virus ini menyebabkan penyakit-penyakit mulai flu ringan hingga menginfeksi pernapasan.
Virus corona pertama kali muncul di
China pada Desember 2019 dan merembak ke negara lain termasuk indonesia.
Hal tersebut
menyebabkan pemerintah daerah untuk melakukan PSBB (Pembatasan Skala
Besar-besaran untuk menekan agar penyebaran virus tidak meluas, semua kegiatan
di yang dilakukan di luar rumah di stop.
Hal tersebut mempengaruhi terhadap
dunia pendidikan termasuk pembelajaran di "STMIK AMIK BANDUNG".
Sulitnya penangan covid ini membuat pemerintah menerapkan sistem Daring untuk
pembelajaran, pada bulan maret saat pertama kali diberlakukan sistem daring
atau pembelajaran jarak jauh STMIK AMIK melakukan sekolah daring mengikuti
intruksi pemerintah.
Dalam daring pembelajaran ini tanpa
tatap muka secara langsung melainkan dilakukan dengan online bisa dengan
flatform seperti ZOOM,MEET dll.
Dosen sendiri harus bisa memberikan
media pembelajaran yang efektif untuk ini dengan inovasi dengan memanfaatkan
daring.
Pembelajaran dengan menggunakan
teknologi sekarang memang dapat dijadikan alternatif saat ini apalagi di
kehidupan sekarang, kemajuan saat ini dapat memperngaruhi pembelajaran
selama pandemi ini, terutama pemanfaatan teknologi di STMIK AMIK cukup memadai
untuk mahasiswa belajar, Mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi ini untuk
daring STMIK AMIK menyediakan flatform untuk mengakses mahasiswa daring melalui
LMS dan sangat memudahkan untuk presensi mahasiswa.
Mahasiswa melaksanakan pembelajaran melalui handphone atau
media lain seperti laptop ,Personal computer (PC) Yang bisa terhubung dengan
koneksi internet dan media sosial pu n sangat di butuhkan untuk berkomunikasi
dengan dosen seperti whatsapp dan Telegram, dengan demikian dosen dapat
memastikan mahasiswa belajar dengan baik mengikti pembelajaran meskipun daring
atau berbeda tempat.
Meskipun begitu terdapat masalah seperti kuota
yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna
memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan
internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap
untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.
Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi
mahasiswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang
mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari
kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan
kepada mahasiswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.
Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet.
Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang
tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi mahasiswa tersebut
tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada
yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena
letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga
menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran
daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar